esok belum pasti aku 'kan perlu bernyanyi

Jumat, 08 Juni 2018


Oleh                                  : Kim Ruehl
Terjemahan          : Han Farhani

Musik folk Amerika tidak memiliki asal-usul yang jelas karena musik ini tumbuh lebih secara organik dari tradisi komunal daripada untuk tujuan entertainment atau profit. Ada lagu-lagu folk yang sejauh ini dapat dianggap sebagai sejarah lisan. Tentunya, di Amerika, lagu-lagu tradisional para penyanyi folk Amerika seperti Leadbelly dan Woody Guthrie menceritakan kisah-kisah yang bahkan tidak sering muncul dalam buku-buku sejarah.
Berdasarkan asal-usulnya, musik folk adalah musik kelas pekerja.
Fokusnya pada komunitas dan jarang untuk tujuan kesuksesan komersil. Berdasarkan definisi, musik ini adalah sesuatu yang dapat dipahami oleh siapa pun dan siapa pun dapat berpartisipasi. Materi lagu folk berbagai macam dari perang, pekerjaan, hak-hak sipil dan kesulitan ekonomi hingga omong kosong, satir, dan tentunya, lagu-lagu cinta.
Sejak awal sejarah Amerika, musik folk telah muncul ketika orang-orang sangat membutuhkannya. Lagu-lagu folk awal lahir dari ladang-ladang perbudakan sebagai alat spiritual seperti “Down by the Riverside” dan “We Shall Overcome.” Ini adalah lagu-lagu tentang perjuangan dan kesulitan tetapi juga penuh dengan harapan. Lahir dari kebutuhan pekerja untuk pergi ke suatu tempat di dalam pikirannya di mana ada banyak hal lain di dunia daripada penderitaan yang dia hadapi saat itu.

Menemukan Kesamaan Melalui Musik
Abad XX membawa musik folk kembali ke jiwa orang Amerika sebagai perjuangan pekerja dan menyerang undang-undang pekerja untuk anak-anak dan delapan jam kerja dalam sehari.
Para pekerja dan penyanyi folk berkumpul di gereja, ruang tamu dan aula, dan mempelajari lagu-lagu yang membantu mereka mengatasi lingkungan kerja mereka. Joe Hill adalah penulis lagu folk awal dan seorang agitator. Lagu-lagunya mengadaptasi lagu himne Baptist dengan mengganti liriknya dengan perjuangan pekerja saat itu.
Lagu ini dinyanyikan selama pemogokan pekerja di aula saat itu.
Pada tahun 1930, musik folk mengalami kebangkitan ketika pasar saham anjlok dan para pekerja di mana-mana berebut mencari pekerjaan. Kekeringan dan badai debu membuat para petani keluar dari wilayah Dust Bowl dan menuju California dan New York. Komunitas ini ditemukan di box mobil dan kamp hutan, sebagai para pekerja yang mencoba untuk bekerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Woody Guthrie adalah salah satu dari para pekerja ini yang menuju ke California untuk mencari pekerjaan yang menguntungkan. Woody menulis ratusan lagu antara tahun 1930 dan kematiannya pada tahun 1967 di Huntington’s Chorea.
Pada tahun 1940, bluegrass mulai berkembang sebagai genre yang berbeda, dengan jagoannya seperti Bill Monroe and the Blue Grass Boys, yang menelurkan banjo legend Earl Scruggs dan gitaris Lester Flatt, juga Del McCoury dan lainnya.

Generasi Baru Lagu-lagu Folk
Pada tahun 1960, lagi, pekerja Amerika melakukan perjuangan. Kali ini, fokus utamanya bukan upah atau keuntungan, tetapi hak-hak sipil dan perang Vietnam. Para penyanyi folk Amerika berkumpul di warung-warung kopi dan di hootenannies di San Francisco dan New York. Mereka meniru Woody Guthrie dan lainnya, menyanyikan lagu tentang fokus persoalan mereka hari itu.
Di luar komunitas ini muncul banyak superstar Folk Rock termasuk Bob Dylan, Joni Mitchell, dan Joan Baez. Karya mereka berkenaan dengan segala hal dari cinta dan perang hingga bekerja dan bermain. Folk Revival tahun 1960 menawarkan komentar politik sembari mengartikulasikan kekuatan untuk perubahan.
Pada tahun 1970, musik folk mulai memudar, karena AS menarik diri dari Vietnam dan Gerakan Hak Sipil menunjukkan kemenangan terbesarnya. Sepanjang dekade, para penyanyi folk terus bertahan. James Taylor, Jim Croce, Cat Stevens dan lainnya menulis lagu tentang hubungan, agama, dan iklim politik yang terus berkembang.
Pada tahun 1980, para penyanyi folk fokus pada ekonomi Reagen-led dan ekonomi trickled-down. Di New York, Fast Folk Cafe dibuka dan menelurkan tokoh-tokoh seperti Suzanna Vega, Michelle Shocked, dan John Gorka.

Yang Terbaik Belum Tiba
Hari ini, musik folk Amerika berkembang lagi ketika kelas pekerja menemukan diri mereka dalam posisi resesi ekonomi dan perubahan sosial yang membanjiri semua orang dari kelas pekerja dan kelas menengah hingga orang-orang LGBT, imigran dan lainnya yang berjuang untuk kesetaraan. Karena muncul kekhawatiran atas hak-hak sipil kaum LGBT dan kerusuhan di Timur Tengah, para penyanyi folk di New York, Boston, Austin, Seattle, dan Appalachia, muncullah inovasi baru dengan pendekatan musik tradisional.
Gerakan alt-country yang muncul pada tahun 1990 memberikan jalan untuk kebangkitan Amerika. Generasi baru band bluegrass berubah dengan ide new grass dan progressive bluegrass. Menambahkan elemen musik jazz dan klasik sebagai campuran, melalui artis seperti Punch Brothers, Sarah Jarosz, Joy Kills Sorrow dan lain-lain dari skena musik akustik New England dan New York. Skena indie-rock awal tahun 2000 telah mengubah bentuk musik akustik menjadi sesuatu yang sekarang orang-orang sebut sebagai “indie folk” atau “indie roots,” yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara elemen musik indie-rock dan lagu tradisional dengan instrumen akustik. Band yang mendapat energi dari popularitas Mumford & Sons dan Lumineers kemudian bermunculan di seluruh skena musik arus utama.
Folk festival juga berkembang dengan penonton muda yang bergabung dengan generasi orang tua mereka untuk menyaksikan penyanyi/penulis lagu folk seperti Kris Kristofferson, Dar Williams, Shovels + Rope dan Carolina Chocolate Drops.
Label-label folk seperti Red House dan Lost Highway bermunculan di seluruh negeri, dan para pendatang melintasi Amerika untuk menyanyikan lagu-lagu mereka, di bar, club, warung kopi, Unitarian Universalist Churces, di demonstrasi perdamaian dan konser rumah.
Dengan sosioekonomi yang terus berkembang di Amerika dan secara global, musik folk tentu akan terus menyediakan saluran bagi komunitas untuk bersatu dalam komentar sosial.

Artikel asli:

0 komentar:

Posting Komentar