Oleh : Kim Ruehl
Terjemahan : Han Farhani
Musik
folk Amerika tidak memiliki asal-usul yang jelas karena musik ini tumbuh lebih secara
organik dari tradisi komunal daripada untuk tujuan entertainment atau profit. Ada lagu-lagu folk yang sejauh ini dapat
dianggap sebagai sejarah lisan. Tentunya, di Amerika, lagu-lagu tradisional
para penyanyi folk Amerika seperti Leadbelly dan Woody Guthrie menceritakan
kisah-kisah yang bahkan tidak sering muncul dalam buku-buku sejarah.
Berdasarkan
asal-usulnya, musik folk adalah musik kelas pekerja.
Fokusnya
pada komunitas dan jarang untuk tujuan kesuksesan komersil. Berdasarkan definisi,
musik ini adalah sesuatu yang dapat dipahami oleh siapa pun dan siapa pun dapat
berpartisipasi. Materi lagu folk berbagai macam dari perang, pekerjaan, hak-hak
sipil dan kesulitan ekonomi hingga omong kosong, satir, dan tentunya, lagu-lagu
cinta.
Sejak
awal sejarah Amerika, musik folk telah muncul ketika orang-orang sangat
membutuhkannya. Lagu-lagu folk awal lahir dari ladang-ladang perbudakan sebagai
alat spiritual seperti “Down by the
Riverside” dan “We Shall Overcome.”
Ini adalah lagu-lagu tentang perjuangan dan kesulitan tetapi juga penuh dengan
harapan. Lahir dari kebutuhan pekerja untuk pergi ke suatu tempat di dalam
pikirannya di mana ada banyak hal lain di dunia daripada penderitaan yang dia
hadapi saat itu.
Menemukan Kesamaan Melalui Musik
Abad
XX membawa musik folk kembali ke jiwa orang Amerika sebagai perjuangan pekerja
dan menyerang undang-undang pekerja untuk anak-anak dan delapan jam kerja dalam
sehari.
Para
pekerja dan penyanyi folk berkumpul di gereja, ruang tamu dan aula, dan
mempelajari lagu-lagu yang membantu mereka mengatasi lingkungan kerja mereka.
Joe Hill adalah penulis lagu folk awal dan seorang agitator. Lagu-lagunya
mengadaptasi lagu himne Baptist
dengan mengganti liriknya dengan perjuangan pekerja saat itu.
Lagu
ini dinyanyikan selama pemogokan pekerja di aula saat itu.
Pada
tahun 1930, musik folk mengalami kebangkitan ketika pasar saham anjlok dan para
pekerja di mana-mana berebut mencari pekerjaan. Kekeringan dan badai debu
membuat para petani keluar dari wilayah Dust Bowl dan menuju California dan New
York. Komunitas ini ditemukan di box
mobil dan kamp hutan, sebagai para pekerja yang mencoba untuk bekerja dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain.
Woody
Guthrie adalah salah satu dari para pekerja ini yang menuju ke California untuk
mencari pekerjaan yang menguntungkan. Woody menulis ratusan lagu antara tahun
1930 dan kematiannya pada tahun 1967 di Huntington’s Chorea.
Pada
tahun 1940, bluegrass mulai berkembang sebagai genre yang berbeda, dengan jagoannya seperti Bill Monroe and the
Blue Grass Boys, yang menelurkan banjo
legend Earl Scruggs dan gitaris Lester Flatt, juga Del McCoury dan lainnya.
Generasi Baru Lagu-lagu Folk
Pada
tahun 1960, lagi, pekerja Amerika melakukan perjuangan. Kali ini, fokus
utamanya bukan upah atau keuntungan, tetapi hak-hak sipil dan perang Vietnam. Para
penyanyi folk Amerika berkumpul di warung-warung kopi dan di hootenannies di San Francisco dan New
York. Mereka meniru Woody Guthrie dan lainnya, menyanyikan lagu tentang fokus persoalan
mereka hari itu.
Di
luar komunitas ini muncul banyak superstar Folk Rock termasuk Bob Dylan, Joni
Mitchell, dan Joan Baez. Karya mereka berkenaan dengan segala hal dari cinta
dan perang hingga bekerja dan bermain. Folk Revival tahun 1960 menawarkan
komentar politik sembari mengartikulasikan kekuatan untuk perubahan.
Pada
tahun 1970, musik folk mulai memudar, karena AS menarik diri dari Vietnam dan
Gerakan Hak Sipil menunjukkan kemenangan terbesarnya. Sepanjang dekade, para
penyanyi folk terus bertahan. James Taylor, Jim Croce, Cat Stevens dan lainnya
menulis lagu tentang hubungan, agama, dan iklim politik yang terus berkembang.
Pada
tahun 1980, para penyanyi folk fokus pada ekonomi Reagen-led dan ekonomi
trickled-down. Di New York, Fast Folk Cafe dibuka dan menelurkan tokoh-tokoh
seperti Suzanna Vega, Michelle Shocked, dan John Gorka.
Yang Terbaik Belum Tiba
Hari
ini, musik folk Amerika berkembang lagi ketika kelas pekerja menemukan diri
mereka dalam posisi resesi ekonomi dan perubahan sosial yang membanjiri semua
orang dari kelas pekerja dan kelas menengah hingga orang-orang LGBT, imigran
dan lainnya yang berjuang untuk kesetaraan. Karena muncul kekhawatiran atas
hak-hak sipil kaum LGBT dan kerusuhan di Timur Tengah, para penyanyi folk di
New York, Boston, Austin, Seattle, dan Appalachia, muncullah inovasi baru
dengan pendekatan musik tradisional.
Gerakan
alt-country yang muncul pada tahun
1990 memberikan jalan untuk kebangkitan Amerika. Generasi baru band bluegrass
berubah dengan ide new grass dan progressive bluegrass. Menambahkan elemen
musik jazz dan klasik sebagai campuran, melalui artis seperti Punch Brothers,
Sarah Jarosz, Joy Kills Sorrow dan lain-lain dari skena musik akustik New
England dan New York. Skena indie-rock
awal tahun 2000 telah mengubah bentuk musik akustik menjadi sesuatu yang
sekarang orang-orang sebut sebagai “indie
folk” atau “indie roots,” yang
pada dasarnya merupakan perpaduan antara elemen musik indie-rock dan lagu tradisional dengan instrumen akustik. Band yang
mendapat energi dari popularitas Mumford & Sons dan Lumineers kemudian
bermunculan di seluruh skena musik arus utama.
Folk
festival juga berkembang dengan penonton muda yang bergabung dengan generasi
orang tua mereka untuk menyaksikan penyanyi/penulis lagu folk seperti Kris
Kristofferson, Dar Williams, Shovels + Rope dan Carolina Chocolate Drops.
Label-label
folk seperti Red House dan Lost Highway bermunculan di seluruh negeri, dan para
pendatang melintasi Amerika untuk menyanyikan lagu-lagu mereka, di bar, club,
warung kopi, Unitarian Universalist
Churces, di demonstrasi perdamaian dan konser rumah.
Dengan
sosioekonomi yang terus berkembang di Amerika dan secara global, musik folk
tentu akan terus menyediakan saluran bagi komunitas untuk bersatu dalam
komentar sosial.
Artikel asli:
https://www.thoughtco.com/the-history-of-american-folk-music-1322572
Updated April 25, 2018
0 komentar:
Posting Komentar